mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

Senja, Rintik Gerimis dalam Kaca Jendela


Selamat sore, Selamat menikmati senja.

Kali ini benar-benar membutuhkan aroma kopi. Senja menawan dengan rintik gerimis yang tersangkut pada kaca jendela. Hiruk-pikuk yang tak terjangkau oleh telinga. Menjadikan saat ini begitu menyenangkan.

Bersenandung kerinduan, bersenandung nyanyian kesepian. Tak pernah merasa keberatan, karena setiap hal selalu penuh dengan kebermaknaan.

Oh, aroma tanah basah tanah Pangandaran. Ku yakin ini adalah bagian dari ingatan yang tak akan pernah bisa kulupa. Jejaku pertama kali di sini, tempatku berlajar merangkak. Esoknya aku belajar berjalan, dan kemudin belajar lagi dan ingin lagi.

Tempatku menemui dunia luar pertama kalinya. Begitu pula dengan menatap wajah selain ibuku beseta wajahku sendiri dalam kaca. Berkenalan dengan beberapa orang seberang yang bercakap dengan bahasa yang kadang membuat kepalaku tak bergerak. Kaku-terpaku.

Inilah senja dengan warna jingga sejuta cerita.

Salam,
Dewi

Share:
Read More

Akhir November (Senja dan Hujan) 2013.

Sore yang tak pernah berbeda lagi. Selain bertemu dengan sepetak ruangan yang dipenuhi tumpukan kertas beserta canda-tawa orang-orang yang mencari kesenangan sesaat, perusak gundah.

Sudah lebih dari 1 bulan kah blog ini tak pernah lagi di sentuh? Entahlah bahkan saya lupa terakhir kali memasukinya (berada di sini, di depan layar kosong dengan imajinasi yang entah berlayar ke mana). Ya, kurasa semenjak sore yang tak pernrah berbeda lagi saya belum ingin lagi berbagi.

Kini di ujung November, saat wangi tanah basah kembali tercium setiap saat. Ingin rasanya ada yang bisa saya ceritakan. Meski sedikit. Sekedar untuk menandakan kalau blog ini masih berpemilik.

Selamat Sore,

Pada senja yang di warnai awan abu, di penuhi oleh aroma tanah basah. Setumpuk harap itu sudah diterbangkan kembali, agar patah yang kemarin itu segera akan terlupa. Biar saja itu menjadi sebuah yang sesaat. Hanya relakan.

Akan ada lagi jejak kaki di negeri sebrang. Seperti satu tahun yang lalu. Namun, kinipun ada yang tak bisa dituju lagi. Seperti linglung atau bingung menempatkan hal itu di mana.

Berputar-putar sebelum akhirnya melangkah. Atau putaran itu sengaja di buat oleh sang empunya sampai ia lelah dan limbung. Kembali menunggu atau mencari? Kedua hal yang sangat membosankan sekali.

Ingin berhenti dan menonton. Namun bijak tak sekedar kata yang bermakna. Ia begitu sulit untuk dipelajari. Mungkin berada di dalamnya dan mengalaminya akan membuat beberapa hal tentang bijak bisa cepat dimengerti. Namun, ketika telah menyerah memasukinya dan ingin berhenti. Seakan segalanya tak bergerak, terjebak pada satu tempat saja.

Ada yang bisa dimengerti dari percakapan di atas?
Karena saya hanya menulis, sekedar bercerita. Suka-suka.



Pnd, 25 Nov 2013
Share:
Read More