mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

Waktu

Hari ini hari terkahir di bulan Mei. Lagi-lagi waktu menyeretku secara paksa. Padahal aku sangat menikmati apa yang disebut dengan masa kini. Meski saat semua itu berlalu mereka hanya akan menjadi butiran-butiran yang sekelebat saja, seperti halnya angin.

Segala hal berganti bersama detik-detik yang berlari. Kadang aku berfikir adakah hati yang hanya berdiam di tempat? Bukankah sudah dikatakan bahwa segala hal berubah bersama detik-detik yang berganti. Seperti rindu, bukankah rindu hanya datang beberapa waktu setelah kepergian. Maka jika waktu menimbunnya dengan segala hal baru. Benarkan itu masih jenis rindu yang sama? Kurasa tidak, itu hanyalah bagian dari kenangan yang tak dapat direlakan kepergiannya.

Lantas aku berfikir lagi. Jika semuanya terus-menerus berganti dan aku hanya merelakannya pergi, apa yang aku punya kelak? Kenangan? Kenangan dengan rasa yang berbeda dalam setiap saatnya?

Maka aku berfikir lagi. Banyak sekali orang yang terbebani oleh kenangan, ketika aku berfikir bahwa kenangan adalah satu-satunya hal yang paling bisa bertahan lama dalam kebergantiannya segala hal.

Mereka mengatakan kenangan tak selamanya menyenangkan. Padalah itu tergantung seberapa sanggup hati kita menerima sebuah perubahan.

Ah, ini padahal hanya tentang waktu. Waktu yang kita lewati sebelum berakhirnya usia. Waktu yang kita lewati hanya sekali sebagai manusia di dunia. Apa yang kita cari? Apa yang kita banggakan dari hati yang selalu tertinggal bersama kenangan? Dari hati yang selalu mengeja kepergian? Dari hati yang selalu menghitung seberapa rindu bisa bertahan?

Sudah kubilang ini hanya tentang waktu. Maka waktu jugalah yang kelak akan menjawab. Karena Tuhan selalu memberi di saat waktu yang tepat.

Selamat menikmati hari terkahir di bulan Mei 2014.
Share:
Read More
,

Tanah Baru

Selamat Pagi...

Selamat menginjakkan kaki kembali di tanah asing. Setiap hal yang terjadi dalam waktu yang berbeda tak akan pernah jadi sama, terlebih ketika itu memang di tempat yang berbeda.

Hanya saja harapan dan doalah yang selalu sama. Semoga saja Allah SWT memberi petunjuk dalam setiap hal yang akan terjadi, yang kelak akan menggurui.

Kali ini yang membuat penasaran adalah wanra langit apa yang terbentang di atas landasan para truk terbang. Di sanalah kita akan menerbangan berbagai harap dan berbagai keinginan.

Selamat Menikmati... "Just enjoy the show." ^^


Mess, 27052014
Share:
Read More
, ,

Dia

Ini tentang keyakinan
Meski mungkin tak setegar karang
Meski mungkin hanya sebuah keinginan,
yang didasari logika dan perasaan

Namun ini layaknya akar
Semakin lama ia ada
Semakin ia tumbuh mendalam

Hanya saja kadang ketakutan akan ketidak benaran mengganggu kesadaran
Namun ini hanyalah perjalanan yang ditunjukan Tuhan
Ada kalanya ia dijatuhkan dan kelak diterbangkan

Dan kita hanya akan selamat dengan keikhlasan dan kepasrahan

Pnd, 02052014
Share:
Read More
,

Merubah-Berubah

Pada hari Sabtu yang kukira sebelumnya hari Minggu Senja akan segera tiba. Matahari akan segera turun meninggalkan semestaku. Hingga pada esok pagi aku akan menemuinya kembali. Sekarang Mei tanggal 10 dan aku telah melewatkan banyak tanggal dengan hanya menggulungkan cerita di pikiranku saja. Tampaknya aku kembali pada saat di mana Semesta dan apa yang berada di sekelilingku tak dapat dipercayai untuk menjaga rahasiaku atau aku memang sedang berada di tahapan bahwa hidup akan mudah jika kita menjalani hidup dengan apa adanya ia. Ketika waktu menyodorkanku kehidupan maka aku hanya lewat saja. Numpang berjejak saja. Padahal jika dipikirkan kembali kita ternyata berada di dalamnya, beserta hak yang sama dengan orang-orang yang juga memperngaruhi keberjalanan Semesta. Lantas kenapa begitu sulit hanya untuk menggoreskan sesuatu yang berarti. Ini bahkan bukan untuk orang lain, ini untuk diri kita sendiri. Untuk menuai senyum pada senja usia kita.

Jika untuk merubah apa yang terbiasa berada dalam pikiran dan kebiasaanku saja aku sulit mempercayai kemampuanku. Bagai mana untuk merubah yang berada di seberang sana? Lantas aku hanya menyunggingkan senyum seperti yang tak di sengaja.

Aku lupa pepatah ini siapa yang mencetuskan tentang bahwa "Before you change the World you have to change yourself." Mungkin aku harus mulai memerpercayainya dan melakukannya. Meski saat ini belum tahu bagaimana caranya.

Dalam sebuah diri kadang ada saat dimana rutinitas dan kebiasaan itu begitu membosankan. Bahkan ketika dalam lintasan yang benarpun aku akan berbelok untuk sekedar merasakan bahwa rumput atau kerikil itu harus bisa kita injak dan dinikmati. Lantas aku mulai kebingungan kembali hal serupa apa yang akan membuatku bertah berada dalam lintasan itu untuk jangka waktu yang lama.

Tapi seberapa kalipun gagal manusia diniatkan ada untuk tak menjadi seseorang yang hanya berakhir pada kata menyerah. So, just let's start than make it easy.
Share:
Read More