Mencoba Menulis
Dia bilang tulislah sesuatu yang berkesan dalam hidupku. Tapi semenjak aku memutuskan untuk berhenti. Segela sesuatu seolah ikut berhenti. Seperti pagi hari, aku tahu pagi akan datang membawa kesejukan jika saja kamu mau bangun pagi dan mandi. Atau seperti ketika malam datang aku tahu di langit akan ada banyak bintang bertaburan, atau tidak ketika hujan datang. Aku sudah tahu kalau 1+1 akan selalu 2. Aku sudah lupa bagaimana menemukan warna pelangi di langit yang tak hujan. Atau menemukan kehangatan di tawa seseorang.
Mungkin aku berharap terlalu banyak. Mungkin aku mengira hidup akan melambungkan dan menjatuhkanku seperti kora-kora yang aku tumpangi minggu lalu (yang nyaris membunuhku). Aku lupa bahwa satu langkah demi langkah akan mengantarkanku ke tempat yang berbeda jika saja aku sadar untuk tak berputar balik.
Aku pernah berpikir bahwa aku akan bisa membantu seseorang yang terjatuh di tebing. Tapi tak akan pernah sanggup menggenggamnya jika harus berjalan beriringan. I know, it doesn't make any sense.
Kepalaku penuh dengan segala hal. Berserakan dan berantakan. Dan aku berusaha untuk merapikannya satu demi satu. Karena aku tak akan sanggup berjalan jika kepalaku seperti ini. Apalagi harus meminta bantuan orang lain membawakannya. Aku tak mengerti jika akan ada bagian-bagian dalam diri kita yang ditakdirkan untuk dibetulkan oleh orang lain dan dilangkapi untuk menjadi utuh.

No comments:
Post a Comment