mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

, ,

road to dieng on new year's eve


sore itu tanggal 31 desember 2017, hari keberangkatan kami untuk ngetrip ke jogja-klaten-dieng. ini adalah perjalanan pertamaku dengan rekan-rekan sekantor. i was very excited. why 31st december? ide ini muncul sebetulnya karena mas noto nikah (yep, mas noto yang aku ceritakan dipostinganku sebelumnya), cuma dengan alasan inilah kita mengosongkan kantor. which is, jarang sekali terjadi. dan kenapa dieng? karena kebanyakan dari kami belum pernah ke dieng.


perjalanan kami dimulai pukul 4 sore dan sampai di jogja jam 11 malam, dan tujuan kami adalah ke tugu nol kilo jogja. tak terasa waktu pergantian tahun sudah hampir beberapa menit lagi ketika kita sampai diparkiran. kita pun berjalan menuju tugu dari parkiran mobil. jalanan sudah dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang juga kendaraan-kendaraan yang terjebak tak bisa kemana-mana. trotoar sudah dipenuhi oleh orang-orang yang menggelar tikar menanti kedatangan tahun baru. namun kami tetap berjalan menuju tugu meski dengan susah payah. namun belum sampai di tugu jam 12 malah sudah datang duluan, kembang api berhamburan saling menyahuti. dan aku seperti kembali lagi ke masa-masa remaja ketika pertama kali mengalami jatuh cinta. berbahagia dengan buncahan di dada.

 
 tidak ada foto yang dapatku ambil dengan benar, karena suasana terlalu hingar bingar.

kami menyaksikan pergantian tahun baru dengan orang berhiruk-pikuk hingga jam 1 malam. setelah itu kita mengisi perut di the house of raminten. kemudian berlanjut mencari mesjin besar untuk tidur sebentar.


pada keesokan harinya kita mengadiri pernikahan mas noto. sebelum akhirnya berangkat ke dieng pada jam 1 siang.

kita sampai di dieng pukul 8 malam dengan perut yang keroncongan. bukan dengan sengaja kita tidak makan di perjalanan, tetapi perjalanan begitu extreme dengan jalan yang terus menanjak dan berbelok-belok dibarengi dengan hujan dan kabut. super menyeramkan. maka dari itu kita memutuskan untuk makan setelah sampai di sana.

vila yang kami tempati cukup nyaman dengan 3 kamar dan 2 kamar mandi, ada dapur juga ruang bersantai dan TV, juga ruang tamu. Cuaca malam itu 14C, suhu terendah yang pernah aku alami seumur hidup. maklum anak pantai.

 

bukannya lebay tapi selaku anak pantai aku memakai 3 lapis baju, 2 lapis celana, satu boot, dan sarung tangan, juga masker.

 

tak terlalu banyak tempat yang dapat kita datangi karena jatah waktu kita cuma setengah hari. tujuan pertama kita ke candi arjuna, kemudian ke kawah cikidang, dan terakhir ke telaga warna. setelah itu kita pulang.


kalau mau lengkapnya ada di vlog di atas... 


finally posting perjalanan ke dieng jugaaaaaaaaaaaaa. yeayyyyy

Share:
Read More
, , , ,

melepaskan


 sempat kau terbangkan satu harap untuknya
ketika jingga memenuhi semesta
ketika kau berlarian diiringi debur ombak
dan pasir menggelitik di sela-sela jemari kakimu
ketika kau dan ia memburu sepenggal kisah
dalam polaroid bernama senja
kau simpan ia di dalam kotak persegi hitam
berbalut pita bernama kenangan
lalu kau rapal setiap kali kelopakmu meneduh
dan kau eja ketika kepulan kopi menggedor kewarasanmu

namun resah membuatmu menyerah
mendadak kau tak dapat lagi membaca degup di balik dadamu
"entah apa yang ku mau?"
itulah pertanyaanmu

dan hari ini ada yang harus kau beri selamat
kepada sepenggal hati yang menjadi genap
namun kau di sini,
menatap ombak ysng saling bergelut tiada henti


cjn, 050818

dibuat di hari mantan menikah
Share:
Read More
, ,

hi am back


hampir satu tahun aku tak pernah mampir lagi ke sini. bukan karena sibuk bukan. tapi karena semakin ke sini dan semakin usia bertambah aku semakin kehabisan hal untuk diceritakan. hidupku semakin boring mungkin (di mataku). atau karena beberapa hal aku rasa tak cukup menarik untuk dibagikan. entahlah.

so, apa yang berubah? tidak ada. aku hanya sedang ingin menulis.

beberapa bulan lalu aku menginginkan kebebasan. sekarang juga masih. namun beberapa hal memang harus dikorbankan. karena ada yang namanya kemungkinan. dan kebebasan belum tentu jawaban untuk sebuah kebahagiaan. maka aku berputar arah. aku merentangkan tangan untuk kemungkinan itu. bukannya aku tidak takut, aku sungguh takut. tapi harus ada yang diberi kesempatan agar kita tahu.

aku tak punya keyakinan dengan apa yang aku mau. bayangan kegagalan atasnama kebebasan dan keegoisan terus-menerus menghantui. tidak ada senyum di sebrang sana, tidak ada genggaman tangan yang menghangatkan. lantas tidak ada lagi yang bisa aku perjuangkan.

sekarang aku menggantungkan harapan kepada sang pemilik kemungkinan, kepada-Nya. berharap apa yang aku cari ada di sana. namun, jika memang ini bukan untukku, akan ada yang menghentikanku, dan memutarkan kembali kompasku.
Share:
Read More