mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

Terbebas




















Aku rasa sekarang aku semakin sering tersenyum. Tapi bukan senyum kehampaan lagi, bukan pula senyuman karena menutupi kegelisahan dan beban berat yang aku pikul. Tapi ini benar-benar senyuman dari hati, dan tentunya dengan makna. Entah sejak kapan aku mulai merasa seperti ini?

Namun malam itu ada perdebatan kecil antara aku dan sahabat-sahabatku. Sahabat-sahabat yang sangat baik hati, yang sangat aku kagumi. Meskipun aku mengenal mereka masih bisa dihitung dalam hitungan bulan. Kami rasa kami cukup dekat untuk membagi kisah tentang apapun bersama.
Waktu itu kami membahas hal kecil, hanya tentang bagaimana menajdi seorang perempuan seutuhnya. Dan itu jujur sangat berat bagiku. He… Karena selama ini aku memang terkesan sangat cuek terhadap lingkungan dan penampilanku. Namun lama-lama topiknya jadi berubah. Objek perbincangannya tak lagi membahas tentang keseluruhan itu semua melainkan menjadikan diriku sebagai objek utamanya. Aku hanya tersenyum, tertawa gak jelas kadang-kadang, bingung juga, menyaksikan mereka yang berdebat. Mencoba menggambarkan bagaimana diriku selama ini. Menggambarkan tentang sikapku, tentang sifatku, tentang kekuranganku, tentang kelebihanku, pokoknya semua tentang diriku. Hampir 2 jam kami membahas itu semua. Dengan ngos –ngosan dan keringat bercucuran aku membantah, meng-iya-kan, kadang-kadang menyetujui pendapat mereka. Tapi ada seberkas cahaya kelegaan dan kebahagiaan yang aku rasakan saat kami membahas itu semua. Aku jadi berfikir ternyata selama ini aku tak sendiri, ada orang-orang di sekelilingku yang begitu baik yang rela membuang waktunya hanya demi memperhatikan tingkah lakuku yang "aneh". Hampir saja air mataku menetes memikirkan itu semua. Meskipun kedengarannya agak lebay, tapi bagiku itu semua sangat luar biasa.

Malam itu aku bagai menemukan sebuah jalan keluar dari labirin-labirin yang selama ini aku lalaui dan selalu berujung dengan jalan buntu. Batu besar yang menindih dadaku pun serasa terangkat perlahan. Berganti dengan udara yang tiba-tiba begitu sejuk. Terasa sekali aroma itu menjalar kesetiap jengkal tubuhku.

Dan semenjak itu (semenjak diceramahi habis-habisan) aku merasa bahwa aku harus berubah, harus menjadi lebih baik. Itu harus, itu sudah menjadi harga mati. Kalau misalkan aku ingin hidup berdampingan dengan kebahagiaan. Tapi aku rasa perubahan itu bukan harus diawali dari penampilan, sifat atau tingkah lakuku. Tapi merubah pola pikir terlebih dahulu itu jauh penting.

Dan sekarang aku sedang mempelajari itu semua! Semoga saja  ini bisa jadi awal yang baik untuk kehidupanku kini dan kelak nanti di masa depan. Amin...
Share:

No comments: