Dalam gigil
Dalam maya tanpa nama
Dalam secangkir tawa
Ia titipkan sebuah masa
Masa untuk masa
Di mana binaran mata tak lagi lugu, tak lagi memburu, tidak lagi bernafsu
Ia tidak hanya sekedar menyimpan lipatan perahu kertas pada aliran sungai yang kelak akan membawanya menuju lautan
Ini lebih dari sekedar itu
Ia ingin berada di dalamnya
Bukan untuk tenggelam
Atau hancur bersama leburan kertas
Ia ingin ada
Untuk mereka yang ingin berlari
Untuk mereka yang ingin melihat jendela
Untuk mereka yang tak kenal apa itu waktu
Untuk mereka yang tak kenal apa itu peluh
Dalam diamnya ia merangkai dunia
Dalam sunyinya ia hadirkan imaji tanpa nalar
Dan ia tahu itu akan...
Kelak...
No comments:
Post a Comment