mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

,

Belukar Dalam Isi Kepala

Tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan. Rutinitas yang semakin sering aku lakukan di Dunia yang tidak gratis ini. Himpitan muncul dari segala penjuru. Menjadikan tumpul yang bebrada di dalam kepala. Ingin rasanya kutelusuri dan kukorek-korek apakah yang menjadi sampah di sana? Kenapa begitu memuakan dan membuatku ingin muntah. Adakah dosa-dosa di sana menumpuk? Benarkah ini adalah cicilan penebusan?

Ingin rasanya lari sejauh mungkin dan selama mungkin. Jika boleh ingin ku tumpahkan semuanya. Biar dapat kulihat apa sebetulnya yang menjadikan segalanya tampak seperti belukar, hutan rimba yang tak memiliki jalan keluar.

Orang wajar memiliki rasa bersalah, namun ketika itu bahkan menjadikannya sebuah tanggungjawab yang tidak seharusnya. Haruskah tetap bersikeras? Atau mungkin beberapa dari mereka dan beberapa hal yang menjadi benang merahnya tak dapat dipahami. Bertanya itu adalah hal yang wajar pula, yang namanya malas baru itu kurang ajar.

Setiap fungsi yang berada dalam tubuh dan jiwa manusia bukankah memiliki titik maksimal penggunaannya. Jadi manusia jelas memiliki batas. Namun mungkin bagi sebagian manusia memaksakan adalah sebuah hal yang menarik.

Menyerah kadang juga menjadi hal yang terbaik. Namun, tanpa mencoba itu adalah hal yang terburuk.
Share:

No comments: