mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

,

Garis Batas


Proyeksi dari masa lalu dan latar belakang secara otomatis telah membuat garis-garis batasan tertentu. Garis-garis itu terbuat dari mata yang menyala dan mulut-mulut yang berapi. Hendak saja ia melewatinya maka ia akan terluka karenanya.

Namun mungkin akan berbeda jadinya, jika saja ia mampu memproyeksikan semesta ini pada detik ini di mana ia sedang berada. Segala batas akan melebur beserta ruang dan waktu.

Maka wajar saja jika ia membuat dunianya sendiri. Menciptakan segala hal yang sanggup ia gapai dalam imaji tanpa  takut lagi akan sekat-sekat yang tengah mengawasinya.

Maka kini ia mempunyai dua dunia yang ia tempati. Sebuah dunia yang bersekat-sekat dan sebuah dunia yang tanpa batas. Sekiranya di mana kah ia lebih ingin tinggal?

Jika saja ia tak merasa kesepian ia hanya ingin tinggal di dunia ciptaannya. Ia merasa nyaman di sana tanpa harus merasa risih. Dan ia pun tak selalu harus menatap cemin yang seketika saja mampu mengubahnya menjadi sosok yang diinginkan dunia sebrang. Namun sepi membuatnya tak tahan, maka meskipun dunia sebrang membuatnya terluka ia akan berada di sana untuk beberapa saat. Menikmati gegap-gempita juga kerlap-kerlip cahaya. Karena dengan begitu ia akan merasa hidup. Tak peduli seberapa kalipun hidup membuatnya melarikan diri.
Share: