Apa kabar, kamu? Kita sudah lama ya tidak bertegur sapa? Kamu tahu? Ada rindu yang mengintip di antara celah-celah hati yang kini sudah terisi kembali.
Kamu yang dulu begitu
perlahan mewarnai hari-hariku. Kamu dengan angkuhmu. Kamu dengan kediamanmu.
Kamu dengan gaya sok kerenmu. Kamu dengan gaya sok bijakmu. Kamu dengan lelucon
jaimmu. Dan kamu dengan senyuman manismu. Hemm,,, Aku rindu. Sangat merindukan
suara lembutmu. Tatapan tajam itu. Yang selalu membuatku salah tingkah.
Kamu ingat hari di mana
pertama kali aku masuk kerja. Waktu makan siang. Aku begitu gugup di dunia yang
baru itu. Karena begitu banyak orang di tempat yang kita datangi, dan mereka memandangi kita heran. Tapi kamu ada
di sampingku dengan suara lembutmu menenangkanku.
Ya… Kamu selalu bisa
menenangkanku. Sosok seperti aliran air di sungai, tidak pernah begitu deras
namun selalu mengalir dengan tenang. Kamu sosok yang selalu bisa aku andalkan.
Kamu tempatku mengadu. Kamu yang selalu menyiapkan pundakmu untukku bersandar.
Kamu yang menyimpan cintamu, hanya demi menjaga agar hubungan kita tetap sama.
Dalam persahabatan yang menyenangkan. Dan kamu yang telah tersakiti olehku.
Waktu itu aku geram
menunggumu mengikatku. Dan entahlah tiba-tiba saja Perusak itu datang
menyodorkan genggaman tangan yang dulu sempat aku impikan. Aku menyambutnya,
padahal aku tahu satu tangannya telah menggenggam tangan yang lain. Ya… Dia
seserakah itu.
Dan aku menyebabkan
begitu banyak hati tersakiti oleh tindakan bodohku itu. Termasuk hatimu. Namun
di akhir aku cukup mendapatkan imbalan. Aku di campakannya tanpa alasan yang jelas.
Ya… Si Perusak itu yang
telah menghancurkan 3 tahun ikatan yang telah terjalin. Waktu itu aku begitu
takut kehilanganmu, kehilangan sapamu. Aku kira kamu akan pergi dan
meninggalkanku. Namun kamu dengan hatimu yang terluka masih saja menyapaku di
tiap pagi. Masih saja menyiapkan kupingmu untuk mendengar ocehan-ocehan tak
pentingku.
Kamu… Dengan manis
senyummu. Aku merindukanmu…
20 November 2012,
mudah-mudahan benar waktu kepulanganmu. Aku tidak sabar ingin mendengar kisahmu
bersama orang-orang kulit hitam di sana.
No comments:
Post a Comment