mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

, , ,

Rindu itu Mengintip Lagi

Untuk kamu yang sekarang sedang berada di Ujung Timur Indonesia. 

Apa kabar, kamu? Kita sudah lama ya tidak bertegur sapa? Kamu tahu? Ada rindu yang mengintip di antara celah-celah hati yang kini sudah terisi kembali.

Kamu yang dulu begitu perlahan mewarnai hari-hariku. Kamu dengan angkuhmu. Kamu dengan kediamanmu. Kamu dengan gaya sok kerenmu. Kamu dengan gaya sok bijakmu. Kamu dengan lelucon jaimmu. Dan kamu dengan senyuman manismu. Hemm,,, Aku rindu. Sangat merindukan suara lembutmu. Tatapan tajam itu. Yang selalu membuatku salah tingkah.

Kamu ingat hari di mana pertama kali aku masuk kerja. Waktu makan siang. Aku begitu gugup di dunia yang baru itu. Karena begitu banyak orang di tempat yang kita datangi, dan mereka memandangi kita heran. Tapi kamu ada di sampingku dengan suara lembutmu menenangkanku.

Ya… Kamu selalu bisa menenangkanku. Sosok seperti aliran air di sungai, tidak pernah begitu deras namun selalu mengalir dengan tenang. Kamu sosok yang selalu bisa aku andalkan. Kamu tempatku mengadu. Kamu yang selalu menyiapkan pundakmu untukku bersandar. Kamu yang menyimpan cintamu, hanya demi menjaga agar hubungan kita tetap sama. Dalam persahabatan yang menyenangkan. Dan kamu yang telah tersakiti olehku.

Waktu itu aku geram menunggumu mengikatku. Dan entahlah tiba-tiba saja Perusak itu datang menyodorkan genggaman tangan yang dulu sempat aku impikan. Aku menyambutnya, padahal aku tahu satu tangannya telah menggenggam tangan yang lain. Ya… Dia seserakah itu.

Dan aku menyebabkan begitu banyak hati tersakiti oleh tindakan bodohku itu. Termasuk hatimu. Namun di akhir aku cukup mendapatkan imbalan. Aku di campakannya tanpa alasan yang jelas.

Ya… Si Perusak itu yang telah menghancurkan 3 tahun ikatan yang telah terjalin. Waktu itu aku begitu takut kehilanganmu, kehilangan sapamu. Aku kira kamu akan pergi dan meninggalkanku. Namun kamu dengan hatimu yang terluka masih saja menyapaku di tiap pagi. Masih saja menyiapkan kupingmu untuk mendengar ocehan-ocehan tak pentingku.

Kamu… Dengan manis senyummu. Aku merindukanmu…

20 November 2012, mudah-mudahan benar waktu kepulanganmu. Aku tidak sabar ingin mendengar kisahmu bersama orang-orang kulit hitam di sana.
Share:

No comments: