Pagi selalu tidak bisa remang meski masih
tanpa matahari
Berbeda dengan Senja yang memang remang
dan gamang.
Karena matahari dan Bulan tidak sama
Kadar yang mereka berikan untuk bumi
berbeda
Entah karena Matahari yang baik,
karena sekalipun ia terhalangi awan gelap
Ia selalu terlihat ingin berbagi kasihnya
dengan bumi.
Atau mungkin dia memang seperti itu.
Di takdirkan untuk menjadi selalu menarik karena memiliki
siang
Tidak seperti Bulan yang terkesan selalu
malu-malu tiap kali ingin menyapa bumi
Ia akan hanya muncul dengan sabit,
Hanya dengan setengahnya
Baru kemudian sepenuhnya
Belum lagi saat awan gelap menghalanginya
Akan semakin sulit untuk bisa melihat
kasinya
Menunggunya selalu menghabiskan waktu
Dan kadangkala ia tidak memberikan
pilihan lain selain membiarkanku terlelap karena letih
Memang harus lebih sabar jika ingin
melihat kasih dan keindahan Bulan
Dia terkesan pelit, ya?
Padahal sepertinya tidak seperti itu
Takdir
mungkin menjadikannya hanya milik Malam
Atau mungkin dia terlalu segan untuk
menyapa
Karena terlalu sering menyelipkan rasa
kecewanya padaku sebelum aku terlelap dalam tenang.
No comments:
Post a Comment