mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

Yang Terlewati


Banyak cerita yang terlewati. Banyak rasa pula yang tidak dapat kubagi. Tantang sedih, tentang  khawatir, tentang putus asa, tentang sepinya waktu, tentang kerinduan, tetang kebahagiaan-kebahagiaan kecil, tentang rasa syukur dan tentang semuanya. Banyak sekali.

Terasa ada gumpalan hitam yang tersimpa di relung terdalam, saat apa yang terpikir dan apa yang terasa tidak dapat terbagi secara lisan maupun tulisan. Namun ada hal-hal yang memang tidak dapat aku bagi lewat lisan, dan itu banyak. Dan jalan satu-satunya yang aku punya untuk sebuah kelegaan hanya dengan menulis.

Namun ternyata bagiku menulispun tidak selalu mudah. Pekerjaan yang menumpuk, ruang waktu yang tidak tepat, keadaan yang tidak punya tempat. Selalu saja ada hambatan-hambatan seperti itu.
Harusnya sekarang aku tersenyum lebar karena mendapatkan sedikit ruang gerak tanpa suara yang membolehkan aku sedikit membagi cerita-ceritaku. Namun apa? Di wajahku kini hanya nampak kemurungan. Tahu kenapa? Karena rasa yang telah terlewati kemari tidak dapat aku rasakan lagi. Dan saat ini terkesan sangat sia-sia.

Namun ada satu rasa yang masih bisa kurasakan. Yaitu rasa “setelah” kehilangan. Dan harusnya rasa setelah itu adalah sedih. Namun ternyata bukan itu. Rasa setelahnya ternyata adalah kelegaan. Ya aku merasakan kelegaan “saat itu”.

Namun Tuhan selalu adil atas kehilangan pasti akan selalu ada penggantinya. Dan seharusnya aku bersyukur atas itu. Namun aku hanyalah manusia biasa yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah aku dapat. Aku bukan tidak menyukurinya, hanya saja aku bosan dengan rasa sesak yang ada.

Aku telah mencoba berdamai dengannya. Dan kemarin aku “hampir” saja berhasil. Namun ternyata hampir tidak selalu jadi “Iya”. Dan kini aku berbalik lagi ke arah di mana aku memulainya. Mencoba lagi untuk berdamai dengannya dan mengusirnya secara  perlahan.
Share:

No comments: