Detakan waktu terdengar riuh bergemuruh,
bergumul, berlarian, berkejarang dengan sayu-sayu mata lugu. Seakan tanpa rasa,
terlalu cepat beralih, dari masa untuk masa.
Ini seakan 2012, hanya mungkin pena-pena
yang kugerakan menuliskan angaka 3 dibelakang angka 1, bukan lagi angka 2.
Terasa sedikit kecewa, karena 2012 berlalu terlalu cepat. Aku seakan menangis
merelakan kepergiannya, entah apa yang kulewatkan bersamanya, entah apa yang
aku lupakan di dalamnya, semuanya seakan tak cukup.
Hei, ini 2013. Saatnya memperbaharui, saatnya beresolusi, saatnya menjadi peribadi baru dengan harapan menjadi seseorang yang lebih baik.
Tapi, rasa hausku telah hilang, tertelah
kecewa beberapa tahun lalu. Aku tidak lagi ingin. Meski terkadang bosan, aku
masih tetap tak ingin.
Rasa kantuk selalu bergelayut, seperti
rasa lelah, menjadikan lunglai dan lemas. Ingin selalu tertidur untuk beberapa
waktu. Menikmati sunyi, sepi, dan sendiri.
Ya, sampai saat ini aku masih sendiri.
Bergumul dengan bayangan-bayangan halusinasi. Menutup diri dari jamahan-jamahan
tak termengerti.
Hei, aku tertinggal di 2012. Aku punya kaki, namun aku sedang tidak ingin berjalan sendiri. Bukankah aku tadi mengatakan sedang tidak ingin. Aku lelah.
Terlalu lelah untuk menggerakan
tungkai-tungkai kakiku.
Tak peduli, orang-orang memandangku risih,
aku hanya sedang tidak ingin. Mereka mengerti kah? Mereka tidak mengerti kah? Aku
tidak peduli. Semuanya tak penting lagi.
Aku masih menunggumu menjemputku. Ingat ya, aku masih tertinggal di 2012. Aku masih menunggumu. Masih menunggumu Rumahku.

No comments:
Post a Comment