mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

, , , ,

Semula

  1. Tidak ada bahasa dalam sajak kita
    Ia hanya mempunyai isyarat yang selalu tanpa nama
    Ada kekecilan yang mengkerutkan
    Ada kebesaran yang melambungkan
    Jelas saja pagi selalu tanpa warna
    Dan langit tetap saja dalam biru

  2. Aku lebih suka menatap senja
    Berpengharap pada pagi yang esok
    Semburat yang jingga tanpa kelabu
    Jujur dalam tanya
    Meski ia tanpa matahari di dalamnya

  3. Ketika hujan dalam sesekali
    Wewangian tanah basah selalu menyesakan dada
    Benar itu tetang kepergian
    Dan selalu tentang hal itu

  4. Ada secangkir kopi pada pagi kembali
    Kemudian aromanya mengalirkan nyaman dalam sendiri
    Selalu sepi dalam tenangnya pagi

  5. Pada sore tanpa kesengajaan yang lalu
    Ada penyuka senja sepertiku
    Mengintip lembayung pada bilik sebuah kaca

  6. Kemudian ia mengajak sepi
    Menikmati suguhan panorama dalam dua gelas kopi
    Merapihkan asa yang sempat tak mau kembali

  7. Kemudian esok pada Kamis
    Ia datang dengan tatapan mata elang, pemburu
    Ya, ia katakan memburu matahari
    Tak sepertiku yang memburu senja

  8. Kemudian lagi pada ke esokan harinya
    Tiba-tiba saja tak lagi ada tanya
    Kami kembali lagi pada diam
    Tak lagi ada bahasa dalam sajaknya
    Seperti isyarat yang selalu tanpa nama
    Semula.

Share:

2 comments:

bahrul efendi said...

sperti itukah orangny,,hmmmm

Susanti Dewi said...

Yaaa, sejauh ini sih seperti itu. :D