mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

Ini (Bukan) Sesal

Aku pengingat yang baik, karena aku penyuka kenangan.
Aku menerka-nerka apa pernah kau membuka blogku? Apa kau mengetahuinya? Apa kau tahu juga, aku menuliskan sedikit tentangmu di sini? Tapi kurasa sepandai apapun aku berintuisi, aku tak akan pernah menemukan jawabannya.

Mungkin kau memang tak tahu. Ya benar, darimana kau bisa mengetahuinya.

Apa kamu tahu, tentangmu masih selalu melahirkan banyak pertanyaan? Dan bodohnya aku, aku masih segemar ini menunggu, menunggumu menjawab semua pertanyaan itu. Padahal, bertemu denganmu pun masih entah.

Apa kamu tahu, banyak sekali yang ingin aku bicarakan denganmu? Ada banyak desakan yang  semakin hari semakin menambah lebam dibagian-bagian hatiku. Aku tak bisa membaginya. Yang aku ingat ini hanya tentang aku dan kamu.

Apa kamu tahu, apa yang telah kita lakukan kemarin, apa yang telah menjadi kenangan itu, apa yang telah menjadi penghujung pertemuan kita itu adalah hal terburuk yang kita ukir di catatan harian kita?

Dan apa kamu tahu juga, bahwa indah yang sebelumnya itu menjadi tak begitu berarti ketika aku harus mengingat ujung yang tak baik itu. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar. Aku mengenalmu dengan baik, dan kita memulai dengan baik pula. Kita bersahabat dengan sangat baik.

Tapi, aku selalu mengatakannya tidak apa-apa. Itu bukan hal terburuk yang pernah menimpaku. Aku masih bisa berpura-pura untuk tidak mengingatnya.

Aku harap kelak kau akan datang jika memang kau sudah siap. Aku masih akan terus menunggu. Tak apa jika ingin dengan perempuanmu. Aku selalu pandai berpura-pura, kau tak perlu khawatir. Dan jangan bertanya jika kelak cangkir di mejaku masih saja tak sepasang.

Aku tak ingin menyebut ini penyesalan. Aku tak pernah ingin menjadi seorang penyesal. Aku selalu akan menjadi seorang yang bersyukur, sekalipun itu buruk yang menjadi kemarinku. Aku selalu mencoba untuk itu. Selalu, bahkan mungkin untuk selamanya. Aku tak pernah ingin kalah.
Share:

No comments: