mari membahas hal-hal kecil dan masa kini

,

Kalap Lagi

Kalap lagi ia pada sesosok yang punggunya semakin samar terlihat. Dadanya perih dari derap langkah kaki yang semakin menjauh. Harus seberapa fasih ia mengeja kepergian? Hingga itu terus-menerus berulang.

Ia tak semudah itu percaya. Akan membutuhkan waktu lama untuk meyakinkan hatinya. Tapi setiap kali ia berhasil melakukannya maka sesering itu pula ia menatap punggung yang semakin menjauh.

Ia tak pernah bosan mengulang kaliamat:
"Setiap yang datang pasti akan pergi."
Ia telah seperti orang yang paling siap untuk ditinggalkan. Namun, pada kenyataannya--seperti tetap lah seperti--ia akan tetap menjadi orang terapuh dalam hal ini.

Ia tak tahu harus seberapa banyak ia ditinggalkan, hingga ia ada untuk terbiasa.

-pnd, 24032013
Share:

No comments: