1. Perempatan Jalan
Ini adalag gambar yang
saya ambil dari tempat favorit saya makan batagor (baso tahu goreng).
Sebenarnya bukan karena rasa batagornya saya menyukai tempat ini. Tapi lebih kerena
view-nya. Banyak orang lalu-lalang di
depan tempat ini karena jalanan di depan merupakan perempatan menuju pantai
Pangandaran. Jalan ini tidak pernah sepi dari pengendara motor ataupun mobil.
Cukup rawan juga sih sebenernya. Karena jalanan ini yang selalu ramai namun
tidak ada satupun rambu lalu lintas di sini. Malah kadang-kadang banyak
anak-anak muda yang mengendarai motor dengan mengebut.
Saya senang sekali
memerhatikan orang-orang dari tempat ini. Tempat ini hampir bisa memberikan seluruh
gambaran tentang interaksi yang terjadi di sini. Apalagi jika sore menjelang,
lembayung akan terlihat jelas dari tempat ini.
2. Langit Pagi
Jepretan favorit saya. Awalnya saya tidak
kepikiran untuk menjempret dari angle
ini. Tapi karena rutinitas setiap pagi saya sebelum berangkat kerja adalah
melihat langit. Akhirnya saya punya ide untuk mengabadikan langit pagi yang
paling bagus. Dan setelah bebrapa kali menjepret inilah hasil yang cukup lumayan.
Pasti yang membaca
tulisan ini bertanya-tanya “Kenapa harus langit?”(buat yang gak kepikiran buat
nanya itu. Tidak apa-apalah ini hanya sekedar informasi. He)
Alasannya karena langit
selalu mebuat hati saya begemuruh, jantung berdetak lebih cepat, dan memacunya
untuk melesat. Makanya setiap pagi saya selalu menyempatkan diri untuk memandanginya
sesaat. Karena di sana lah saya menggantungkan cita dan impian.
3. Jendela
Dunia akan terasa sempit dan menyesakan jika hanya dilihat dari satu jendela.
4. Gedung Minimalis
Hmm bingung mengomentari jempretan yang satu ini.
Saya suka jepretannya, tapi tidak tahu alasannya kenapa.
Tapi sepertinya saya baru
pertama kalinya di Pangadaran menemukan gedung 4 lantai. Mekipun minimalis tapi
ini menarik. Dan mungkin gedung inilah kelak yang akan memacu pembangunan gedung-gedung
yang lebih tinggi di Pangandaran. Tapi sebenarnya saya tidak terlalu suka
dengan itu. Karena mungkin jika nanti banyak gedung-gedung yang menjulang
tinggi. Ketenangan akan sulit di dapatkan lagi.
5. Jingga
Waktu itu saya sedang mengantar seorang kakak yang
saya ceritakan di postingan kemarin- kemarin (Selamat Datang Pengisi Hati) ke atm. Agak bingung juga mau parkir di
mana. Entah kenapa waktu itu saya bingung. Tapi di depan saya ada mobil yang
saling membelakangi jaraknya mungkin sekitar 4/5 meter cukup untuk saya dan si
hitam (motor buluk saya) beristirahat di sana.Sebenarnya yang menarik itu di
sana ada mobil yang saling membelakangi. Entah kenapa? Tapi menerut saya itu
sungguh mengganggu kenyamanan. Menghabiskan tempat, padahal parkiran cukup luas
jika saja mereka mau sedikit rapi memarkirkan mobilnya. Yang paling menyebalkan
mobil yang satunya agak menjulur ke jalan raya. Bukankah itu membahayakan orang
lain. Hmm
Tapi karena saya berada
di tengah keduanya, jadilah begini jepretan yang saya ambil (maklum amatiran).
Tapi saya suka cahaya sore itu. Jingga. Meski mungkin itu tidak hanya dari
lembayung senja.
Langit putih menyambut kedatangan sang lembayung senja. Jingga. Menati
kegelapan yang berbalut kesunyian.
.jpg)
.jpg)
.jpg)



No comments:
Post a Comment