Dia gerakan tanpa rasa, tanpa suara,
apalagi terlihat. Terlalu bingung aku menggambarkannya. Tapi dia ada. Tanpa
sempat kusadari.
Dia mungkin memperhatikan tingkah
kekanakanku, keceriaanku, keangkuhanku, kemurunganku yang selalu tanpa sebab. Dia
sepertinya tahu.
“Selamat datang!” Itu kalimat yang
paling aku ingat dari dia saat pertama aku memasuki dunia baru ini. Manis
sekali. Seringai kudanya tak pernah bisa aku lupakan. Dan dia pun adalah orang
pertama sekaligus satu-satunya yang mengucapkan kalimat itu. Awalnya aku pikir
dia melakukan itu hanya padaku. Tapi ternyata tidak. Hampir semua orang baru
yang datang ke sini di sambutnya dengan hal serupa. Padahal dulu aku sempat
berbunga, tapi sekarang yang tersisa hanya kecewa.
No comments:
Post a Comment