Okehhhh. Dari sejak tadi saya sudah menatap layar putih kosong ini. Sempat terisi oleh beberapa kalimat dan barisan kata, namun tidak jelas. Dan saya menulis tanpa menyelesaikannya. Ya... Saya sedang tidak mengerti tentang perasaan saya, sangat tidak jelas akhir-akhir ini. Bahkan kadang uring-uringan.
Kemarin saya mendapatkan sebuah pesan singkat dari dia yang sering hilir mudik di pikiran saya. Padahal hampir saja saya terbiasa dengan ke tidak hadiran dia, tapi ternyata saya tetap tidak bisa. Dia terlalu banyak membawa bagian dari diri saya.
Dia mengatakan sesuatu yang pernah kami perbincangkan sebelumnya tentang komitmen dan prinsip. Sebetulnya tidak sejauh itu, hanya saja saya yang mempercayai kalau itu adalah komitmen dan prinsip dia. Dan dia telah melakukan hal yang di luar dari perinsipnya itu, karena demi rasa sayang dan cinta. Jujur saya sangat kecewa. Lutut saya lemas saat membaca pesan singkat dari dia. Tapi saya tidak berhak untuk marah atau sejenisnya, itu jelas bukan kapasitas saya.
Dan kemarin juga saat di perjalanan pulang Mbak Meg memperbincangkan hal yang serupa. Namun ini tentang sahabat kami. Rasanya sakit mendengar hal semacam itu, apalagi jika terjadi kepada orang-orang terdekat kita dan kita sayangi. Topik-topik seperti itu memang saya hindari. Saya tidak menyukainya, saya merasa takut.
Mungkin saya terlalu menaruh sebuah kepercayaan besar kepada orang-orang yang berada di dekat saya. Seperti sebuah pertaruhan, nilainya tidak hanya 50-50, mungkin saya hanya menyisakan 10 dari 100. Bukan karena saya tidak mengira mereka akan melakukan kesalahan. Tapi itu seperti sebuah hal yang wajib saya berikan kepada mereka. Menandai mereka sangat berarti di hidup saya. Saya akan menutup mata dari apa yang orang-orang bicarakan tentang mereka. Karena saya percaya dan melihat jelas seperti apa sebenarnya mereka. Meski mungkin mereka tidak selalu menunjukan semua hal tentang diri mereka di hadapan saya. Tapi saya sangat percaya dengan apa yang mereka tunjukan di hadapan saya.
Dan mungkin itulah sebabnya saya sering kali merasa kecewa. Karena rasa terlalu percaya itu tadi. Saya merasa kecewa saat kepercayaan-kepercayaan yang saya berikan tergores. Dan bukankah kecewa ada karena merasa di khianati? Ya, mungkin benar. Tapi saya tidak pernah merasa seperti itu. Dan menyesal atas kepercayaan yang telah saya berikan, itu pun tidak sama sekali. Karena saya lebih menghargai apa yang telah mereka tunjukan kepada saya. Apa yang telah mereka bagi dengan saya. Dan memberi ruang yang cukup berati untuk saya di hidup mereka. Bukan kah dengan seperti itu mereka juga mempercayai saya.
Dan untuk orang-orang yang belum mempercayai saya, dan belum mau membagi serpiah-serpiah kisahnya dengan saya. Itu pun tidak maslah. Karena rasa percaya yang saya berikan kepada mereka sudah menunjukan betapa saya menyayangi mereka. Namun saya menyesal saat harus menyaksikan ada sebuah perubahaan keakraban yang terjadi, saat dia terlalu menyadari diri. Padahal tidak harus seperti itu bukan?
Dan satu hal. "Mereka melakukan hal itu karena mereka sudah siap untuk sebuah tanggungjawab dan resiko". Itu yang Mbak Meg bilang. Dan itu yang membuat saya yakin kalau mereka akan selalu baik-baik saja. Saya hanya bisa mendoakan saja yang terbaiklah yang akan terjadi pada mereka.
No comments:
Post a Comment