Pagi selalu menjadi sebuah awal. Awal untuk membuat cerita baru. Aku selalu menyukainya. Pagi seperti pengampunan maaf, pengampunan atas dosa kemarin. Betapa tidak, jika kita masih diberi hidup saat setelah kita melakukan kelalaian-kelalaian, dosa-dosa, dan kesalahan-kesalahan di hari yang telah lalu.
Menghirup udara
pagi selalu membuatku tidak berhenti-hentinya bersyukur atas sebuah nikmat
kehidupan. Merasakan betapa besarnya nikmat Tuhan.
Pagi dan apa
yang ada di sekelilingnya memberi ruangan tidak terbatas untuk bermimpi. Untuk
menata asa yang kemarin sempat terpatahkan, karena terjatuh dalam sebuah
pengharapan.
Kesederhanaan
pagi di udara lembutnya, di satu-dua tetesan embunya dan di seberkas cahayanya mengisyaratkan
untuk selalu hidup dengan apa adanya. Nyaman menjadi seseorang yang memiliki
diri sendiri. Mencintai apa yang kita punya, dan bersabar untuk apa yang kita
ingini.
Sekali pun pagi
mendung, membuat lebih nyaman berada di balik selimut dan mengesankan sebuah kemalasan. Tapi pagi tetaplah pagi
dengan selalu membawa dunia baru. Dunia yang harus dijadikan berbeda dari hari
sebelumnya. Perlahan berjalan dan perlahan naik ketingkatan yang lebih baik.
Tidak usah terburu-buru cukup dengan menikmati detik demi detik perubahan itu.
Menjadikannya sebuah perjalanan dengan arti yang besar.

No comments:
Post a Comment